Best Practice - Lina Malahati, S.Pd.
Link video diseminasi: https://youtu.be/59vAlZlHcJY dan https://youtu.be/FDtnvp-kxW8
BEST PRACTICE: READATHON MENINGKATKAN BUDAYA MEMBACA
DI SMP NEGERI 4 CIPEUNDEUY
Lina Malahati
SMP Negeri 4 Cipeundeuy
Kabupaten Bandung Barat
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan budaya membaca di SMP Negeri 4 Cipeundeuy melalui kegiatan redathon yang merupakan salah satu dari banyak kegiatan gerakan literasi sekolah Gemintang (Gerakan Membaca Insan Tangguh). Penelitian ini tergolong praktik baik (best practice) yang dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2022/2023. Berdasarkan analisis data didapat bahwa dampak positif kegiatan readathon terhadap budaya membaca adalah: (a) Siswa tertarik untuk mulai membaca buku dan membuat review. (b) Siswa menjadi terbiasa membaca buku. (c) Siswa terbiasa melakukan presentasi. (d) Siswa bertambah wawasan karena presentasi orang lain. (e) Siswa terbiasa disiplin ketika mengikuti readathon. (f) Siswa terinspirasi untuk membiasakan menulis dan membaca (g) Guru terinspirasi untuk menulis, dan lebih jauhnya (h) Guru terinspirasi untuk melakukan penelitian mengenai budaya membaca atau yang lainnya.
Kata Kunci: Readathon, Budaya Membaca
Abstract
The aim of this research is to improve reading habit in SMP Negeri 4 Cipeundeuy through readathon activity which is one of several activities held by school literacy program Gemintang (Gerakan Membaca Insan Tangguh). This research is classified as best practice which was carried out in the even semester of the 2022/2023 academic year. Based on the data analysis, it is shown that positive impacts of readathon activity are: (a) Students are interested to start reading books and make book reviews. (b) Students get used to read books. (c) Students get used to do presentation. (d) Students have more knowledge and information from someone’s presentation. (e) Students get used to be disciplined and punctual. (f) Students are inspired to read and write. (g) Teachers are inspired to write. (h) Teachers are inspired to hold research related to reading habit or another area.
Key Words: Readathon, Reading Habit
Pendahuluan
Membaca adalah salah satu kemampuan atau softskill yang sangat signifikan dalam kehidupan. Semua hal membutuhkan kemampuan yang menjadi penentu sikap dan adab seseorang dan memperluas kesempatan seseorang untuk mencapai kesuksesan hidup yang lebih baik. Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh manfaat seperti meningkatkan kinerja otak, menambah pengetahuan, dan mengasah daya ingat. Para pakar juga menyetujui bahwa kemampuan membaca dan membaca itu sendiri sangat penting dan berdampak sangat bagus untuk manusia.
Membaca merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh semua kalangan dan semua jenjang pendidikan. Pelajar sekolah menengah merupakan usia emas sehingga mereka harus memanfaatkannya untuk membaca. Kemampuan membaca diperoleh dari sekolah dan pelajar harus mengembangkan kemampuan membaca untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan literasi. Dengan adanya literasi pelajar akan lebih bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Membaca buku ialah salah satu kegiatan yang membuat pelajar bertambah wawasan dan pengetahuannya. Pelajar yang rajin membaca akan lebih luas wawasan dan pengetahuannya dibandingkan dengan pelajar yang malas membaca. Seiring seorang pelajar tumbuh dan berkembang dewasa, minat membaca harus terus dipupuk mengingat membaca banyak manfaatnya. Sementara saat ini, minat membaca di kalangan remaja terbilang rendah. Mereka lebih memilih mengerjakan aktivitas lain selain membaca, seperti menonton televisi, bermain game melalui HP atau mengakses Instagram maupun tiktok. Ketika waktu mereka tersita untuk bermain hp dan mengakses hal-hal yang tidak baik, tentu saja hal tersebut berpengaruh terhadap pola pikir mereka.
Disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh UNESCO, faktanya, Indonesia menduduki urutan kedua dari bawah dalam hal literasi. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan; yakni 0.001 %. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca. Di kalangan remaja pun, belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. Ditambah lagi, banyak anak yang putus sekolah dan sarana pendidikan yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar sehingga memperburuk usaha sekolah untuk meningkatkan minat baca pelajar di sekolah.
Sekolah bertanggung jawab dan bertugas untuk memunculkan minat baca pelajar. Upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkat minat baca pelajar diantaranya mencari dukungan dari orang tua, komite dan warga sekolah; membiasakan siswa membaca buku sebelum pembelajaran berlangsung dan memilih bacaan yang disukai siswa namun tetap mendidik. Dan usaha yang tak kalah penting adalah memberi pengaruh yang positif supaya siswa gemar membaca.
Minat yang mulai tumbuh dari dalam diri pelajar, nantinya akan menggerakkan mereka untuk selalu membaca jika ada waktu senggang dengan kata lain membaca menjadi sebuah hobi yang mengasikkan. Selanjutnya, mereka akan menganggap bahwa membaca adalah suatu kebutuhan. Mereka merasa ada yang kurang apabila mereka belum membaca dalam keseharian mereka. Pada tahapan inilah membaca menjadi budaya. Jika budaya membaca telah tertanam pada diri mereka, maka mereka akan menggunakan waktu senggang mereka untuk membaca buku; bukan bermain hp atau menonton televisi.
Berdasarkan kondisi ideal dan kondisi nyata yang sudah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya membaca di kalangan siswa harus dibentuk di sekolah. Salah satunya adalah dengan gerakan literasi sekolah. Di SMP Negeri 4 Cipeundeuy, gerakan ini diberi nama Gemintang yang merupakan kependekan dari Gerakan Membaca Insan Tangguh. Terdapat banyak aktivitas yang dilaksanakan oleh Gemintang. Readathon adalah kegiatan andalan yang dipilih untuk menyelesaikan masalah membaca. Readathon berasal dari kata read dan marathon yang berarti membaca bersama. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman sekolah dan masuk kedalam program pembiasaan sekolah yang selalu dilaksanakan pada hari Selasa, sebelum pelajaran dimulai. Siswa diajak untuk membaca bukunya masing-masing tanpa bersuara selama beberapa menit. Setelah itu, beberapa siswa diminta untuk mempresentasikan hasil bacaanya dengan teknik review apapun. Salah satu teknik review yang seringkali digunakan untuk presentasi adalah teknik AIH (Alasan, Isi, dan Hikmah).
Metode Penelitian
Readathon adalah kegiatan unggulan yang dilakukan di SMP Negeri 4 Cipeundeuy untuk meningkatkan budaya membaca di SMP Negeri 4 Cipeundeuy. Readathon merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh GLS Gemintang. Kegiatan readathon dipandang efektif untuk meningkatkan budaya membaca. Keberhasilan program ini dilihat dari angket data yang tentang budaya baca yang diberikan kepada guru, staf TU dan siswa, serta banyaknya review buku yang terkumpul setelah kegiatan ini dilaksanakan. Jumlah daun yang ditempel di pohon geulis di akhir bulan juga dilihat dan dibandingkan dengan pohon geulis pada awal bulan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Readathon merupakan salah satu kegiatan literasi untuk memotivasi anak dalam berliterasi. Readathon dalam gerakan literasi memegang peranan penting dalam mengajak siswa untuk memiliki budaya membaca. Dalam kegiatan ini, seluruh warga sekolah terlibat, sehingga kemungkinan besar kegiatan ini dapat meningkatkan budaya membaca warga sekolah, bukan hanya siswa saja.
Readathon dijadikan program pembiasaan sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Selasa tepat pukul 07.00 di bawah bimbingan koordinator GLS dan wakasek kesiswaan. Sedangkan pengkondisiannya dilaksanakan lima belas menit sebelumnya. Siswa yang sudah tiba di sekolah segera di arahkan untuk mengambil buku di perpustakaan dan menuju ke halaman utama. Di depan, kepala sekolah, koordinator GLS, wakasek kesiswaan, para guru telah duduk menunggu dengan membawa buku. Meskipun siswa dan guru belum semuanya hadir, readathon dimulai tepat waktu.
Gambar 1: Siswa dan guru sedang membaca.
Gambar 2: Para guru yang sudah hadir menduduki bangku yang disediakan.
Pada awalnya kegiatan readathon tidak diikuti oleh semua warga sekolah. Siswa yang terlambat tiba di sekolah memilih untuk berdiam diri di kelas menunggu pembiasaan usai. Guru yang hadir hanya beberapa saja. Diperlukan sedikit usaha untuk mengajak siswa yang tidak mau ikut ke lapang. Mereka harus diyakinkan bahwa tidak mengapa terlambat, dari pada tidak mengikuti sama sekali. Mereka pun mau mengambil buku di perpustakaan dan menuju ke lapangan. Meskipun telah diundang sebelumnya untuk menghadiri readathon dan datang ke sekolah lebih awal, bapak dan ibu guru yang masih di ruang guru pun harus dipanggil dan diingatkan untuk segera menempati tempat yang sudah disediakan.
Readathon merupakan kegiatan yang bermanfaat. Salah satu manfaat dari readathon adalah menginspirasi siswa untuk membaca. Setelah kegiatan ini dibuka dengan membaca doa bersama-sama, semua warga sekolah diinstruksikan untuk membaca senyap selama beberapa menit. Namun, tetap saja ada siswa yang masih membaca nyaring. Tugas koordinator adalah selalu mengingatkan mereka untuk membaca senyap dan menegur mereka yang mengobrol ketika sesi membaca berlangsung. Dalam proses membaca tersebut diharapkan minat membaca tumbuh dari diri mereka meskipun masih disuruh.
Setelah sesi membaca selesai, peserta readathon diinstruksikan untuk berhenti membaca dan memusatkan perhatiannya kepada koordinator GLS selaku pembawa acara. Agenda selanjutnya adalah sesi presentasi. Guru dan siswa diminta untuk mempresentasikan buku yang telah dibaca dengan teknik reviu AIH dan fishbone. Dua orang guru bersedia memaparkan buku yang dibaca dilanjutkan dengan siswa. Guru yang memaparkan review buku tidak mengalami kesulitan, bahkan mereka mampu mengeksplorasi buku tersebut dan menyampaikan isi buku dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Berbeda dengan guru, siswa mengalami kesulitan. Mereka bingung dengan runtutan presentasi dan mengaku gugup berdiri di depan teman-temannya. Guru pun membantu mereka pada saat mereka presentasi.
Setelah diberlakukan pembelajaran tatap muka, sekolah mencoba mengaktifkan kembali readathon yang telah lama tidak dilaksanakan. Kesulitan yang ditemui ketika readathon, lebih kepada menkondisikan peserta didik untuk tepat waktu dan tertib pada saat sesi membaca berlangsung. Bahkan ketika sesi presentasi, banyak siswa yang tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan karena suara siswa yang presentasi kurang lantang dan keras meskipun sudah menggunakan pengeras . Selain itu, tidak semua siswa bersedia maju untuk presentasi karena malu dan tidak siap.
Kegiatan readathon adalah program pembiasaan yang dilaksanakan tiap minggu, meskipun pada kenyataanya koordinator GLS sering mengalami kendala. Seperti contohnya, pada saat hujan atau halaman sekolah masih basah karena air hujan, terpaksa pembiasaan ini tidak diadakan. Sekolah belum memiliki terpal yang difungsikan sebagai alas duduk.
Pembiasaan readathon dapat dijadikan ajang untuk memberikan reward kepada para siswa. Sebelumnya, GLS Gemintang mendapatkan predikat sekolah inspiratif. Sertifikat yang didapat dari kabupaten dibagikan pada saat selesai pembiasaan. Siswa yang berhasil menyelesaikan tantangan pada periode sebelumnya dipanggil untuk maju di depan teman-temannya. Selanjutnya mereka diberikan sertifikat dan berjabat tangan dengan kepala sekolah. Tidak lupa mereka difoto bersama untuk dokumentasi.
Gambar 3: Peserta TMBB 2020 yang diberikan penghargaan pada saat pembiasaan readathon.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, pada prakteknya, membuat siswa mau presentasi dengan sukarela adalah hal yang cukup sulit. Mereka harus ditunjuk oleh guru, dan yang ditunjuk belum tentu langsung mau. Masalah tersebut perlu dicarikan solusinya. Kepala sekolah SMP Negeri 4 Cipeundeuy menyarankan untuk menunjuk peserta TMBB untuk presentasi dan mempersiapkan atau melatih mereka sehari sebelum pembiasaan readathon.
Gambar 4: Readathon pertama dengan Ibu kepala sekolah yang baru
Gambar 5: Ibu kepala sekolah dan guru membimbing siswa yang presentasi
Gambar di atas adalah gambar kegiatan readathon yang dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2023. Siswa yang maju adalah peserta TMBB yang telah membaca sebanyak empat buah buku sampai pertengahan Januari. Meskipun begitu, tetap saja mereka masih merasa malu dan gugup. Terkadang mereka bertanya di sela-sela presentasi karena tidak tahu apa yang harus diucapkan selanjutnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, siswa semakin sering mengikuti readathon. Semakin banyak yang berani presentasi, dan semakin banyak pengetahun tentang buku yang didapat dari presentase review yang disampaikan oleh presenter. Selain itu, semakin banyak guru yang berpartisipasi dalam readathon.
Gambar 6: Semakin banyak guru yang mengikuti readathon
Gambar 7: Pembiasaan readathon pada awal tahun 2023
Gambar tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang serius dalam membaca buku. Mereka terlihat asyik dengan buku bacaannya. Begitu juga dengan bapak ibu guru yang semakin tergerak untuk membaca. Dilihat dari sisi kedisiplinan, semakin banyak siswa yang mengikuti readathon. Setiap hari Selasa, ketika bel berbunyi, mereka berbondong-bondong menuju perpustakaan untuk mengambil buku yang mereka sukai dan segera berlari ke halaman sekolah.
Readathon juga dijadikan kesempatan untuk Ibu Kepala Sekolah untuk memberikan pengarahan-pengarahan yang terkait dengan budaya membaca maupun pengumuman yang lain. Kegiatan redathon ini berlangsung selama maksimal 60 menit. Setelah itu, dengan tertib, siswa mengembalikan buku bacaannya ke ketua kelas dan kembali ke kelas masing. Ketua kelaslah yang bertanggung jawab mengembalikan buku ke perpustakaan.
Gambar 8: Readathon tanggal 4 Maret 2023, siswa mengangkat tinggi-tinggi bukunya
Dalam suatu kesempatan, dalam readathon Ibu Kepala Sekolah mengajak siswa dan guru untuk menulis. Beliau juga tidak lupa memberi cara untuk mengembangkan ide atau gagasan menjadi paragraf sampai akhirnya nanti menjadi karangan yang bisa dimuat di sosial media atau dihimpun dalam antologi buku. Siswa dan guru pun tergerak untuk mulai menulis karena karyanya akan diseleksi untuk dibukukan.
Pembiasaan readathon mampu meningkatkan minat membaca dan prestasi mereka dalam bidang membaca serta membuka wawasan pengetahuan siswa di SMP Negeri 4 Cipeundeuy. Berikut adalah dampak positif dari kegiatan readathon:
a. Siswa tertarik untuk mulai membaca buku dan membuat review.
b. Siswa menjadi terbiasa membaca buku.
c. Siswa terbiasa melakukan presentasi.
d. Siswa bertambah wawasan karena presentasi orang lain
e. Siswa terbiasa disiplin ketika mengikuti readathon.
f. Siswa terinspirasi untuk membiasakan menulis dan membaca
g. Guru terinspirasi untuk menulis, dan lebih jauhnya
h. Guru terinspirasi untuk melakukan penelitian mengenai budaya membaca atau yang lainnya.
Pembahasan
Kegiatan literasi adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan berdasarkan kurikulum 2013. Gerakan ini harus didukung oleh berbagai elemen. Jika kebiasaan dan minat baca sudah terbentuk, selanjutnya akan dikembangkan menjadi tugas dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran membaca semua warga sekolah khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Pembisaan readathon dilaksanakan untuk membiasakan siswa-siswi dan guru membaca. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin yakni pada hari Selasa setiap minggunya. Readathon dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pukul 07.30.
Pada awalnya banyak kendala yang dihadapi pada saat readathon. Banyak siswa yang tidak bisa dikondisikan untuk segera berkumpul di lapang, sehingga readathon tidak bisa dimulai tepat waktu. Pada readathon selanjutnya, redathon dimulai tepat waktu untuk melatih kedisiplinan peserta didik. Peserta didik yang datang terlambat, bergegas bergabung mengikuti readathon setelah melihat kegiatan sudah dimulai.
Readathon melatih siswa tertarik dengan buku. Ketika ada siswa atau guru yang tampil dan mereview buku, siswa lain tertarik dengan buku tersebut. Saat readathon selesai, buku tersebut banyak diminati dan dipinjam oleh siswa. Hal ini menandakan bahwa mereka mulai tertarik dengan buku karena presentasi orang lain.
Kesimpulan
Kegiatan readathon ini harus terus berjalan pada tahun-tahun mendatang karena pembiasaan ini memberikan manfaat dan memberikan solusi atas permasalahan budaya membaca yang rendah. Dengan readathon, minat membaca siswa dan guru meningkat dan warga SMP Negeri 4 Cipeundeuy mulai tertarik untuk menulis.
Tags : BEST PRACTICE KATEGORI SEKOLAH BEST PRACTICE
Lina Malahati
Pembina GLS
I like to make cool and creative designs. My design stash is always full of refreshing ideas. Feel free to take a look around my Vcard.
- Lina Malahati
- Februari 24, 1989
- Ds. Jatimekar, Kec. Cipeundeuy
- [email protected]
- +123 456 789 111
Posting Komentar