Karya Tulis Bulan 4 - Hj. Eni Haerini, M.Pd. (Jumlah: 5)

  › Artikel

Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Siswa Melalui LDKS

 


Oleh: Hj. Eni Haerini, M.Pd
(Kepala SMPN 4 Cipeundeuy)

 

Menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri peserta didik begitu penting untuk diajarkan sejak dini karena pada dasarnya setiap anak memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin di masa depan. Oleh karena itu hal ini menjadi prioritas penting yang dituangkan dalam program yang dibuat oleh SMPN 4 Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Salah satu bentuk pelatihan jiwa kepemimpinan ini diwujudkan melalui Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa atau disingkat dengan LDKS yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari  sampai dengan Minggu, 19 Februari 2023.

Sebagai sebuah program yang terencana, SMPN 4 Cipeundeuy menginginkan pelaksanaan pelatihan tersebut dibimbing oleh para pembina yang handal. Oleh karena itu sekolah melakukan bentuk kerja sama dengan Lembaga Pendidikan Latihan (LEMDIKLAT) Taruna Nusantara Jaya yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah. LEMDIKLAT menamai kegiatan tersebut PDKS atau Pendidikan Dasar kepemimpinan siswa.

Sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk melatih dan membangun jiwa kepemimpinan dalam diri peserta didik, juga sebagai bentuk upaya berpihak kepada murid, kegiatan ini ditawarkan kepada seluruh siswa tanpa dipungut biaya karena sekolah beranggapan bahwa seluruh peserta didik berhak untuk menerima bimbingan yang dimaksud. Namun, sekolah mengembalikan perizinan kepada orang tua masing-masing sehingga melalui surat izin tersebut akhirnya hanya ada 43 orang peserta yang mengikuti PDKS itu, walaupun sebenarnya ada 60 peserta didik lebih yang menginginkan ikut serta dalam kegiatan melatih fisik dan mental itu. Tentu saja sebagai bentuk keberpihakkan kepada murid, maka yang ikut serta itu terdiri dari kelas VII, VIII, dan IX.


Alhamdulillah selain melakukan pemberitahuan kepada pihak ketua sub rayon 03, sebelum kegiatan dilaksanakan sekolah pun melakukan pemberitahuan kepada pengawas pembinanya. Bahkan pengawas pembina diundang langsung oleh kepala sekolah. Hanya saja karena kegiatannya bersamaan dengan kegiatan lain yang harus dihadiri oleh beliau, maka tidak bisa hadir dalam acara PDKS yang dibimbing langsung oleh 80% guru yang ada di SMPN 4 Cipeundeuy itu. Dua puluh persen guru yang tidak hadir itu pun sebenarnya ingin ada di antara para siswa, tetapi satu guru sedang diuji sakit dan tiga guru lainnya anaknya sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.


Alhamdulilah dari PDKS yang bersertifikat itu, kini SMPN 4 Cipeundeuy memiliki 3 paket lengkap petugas upacara yang bisa diandalkan; sudah mulai tampak rasa solidaritas dan tanggung jawab dalam diri peserta didik yang ikut kegiatan; serta meningkatnya sikap sopan santun dalam keseharian mereka kini sehingga sekolah berharap ini dapat menular pada siswa-siswi lainnya.



SMPN 4 Cipeundeuy Jalin Kerja Sama dengan Taruna Nusantara Jaya Gelar LDKS




Ruang Berita- SMPN 4 Cipeundeuy menyelenggarakan latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS). Kegiatan yang digelar untuk menyiapkan generasi yang memiliki jiwa kepemimpinan tersebut, bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan latihan (Lemdiklat) Taruna Nusantara Jaya, Minggu (19/2/23).


Kepala SMPN 4 Cipeundeuy, Eni Haerini menyampaikan kegiatan di atas merupakan upaya sekolah, selain menyiapkan generasi yang memiliki jiwa kepemimpinan, juga menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki murid untuk menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter.

"LDKS ini kami gelar dengan menggandeng Lemdiklat Taruna Nusantara Jaya, merupakan upaya sekolah untuk menyiapkan generasi yang memiliki jiwa kepemimpinan, selain juga menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki murid untuk menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter," ujarnya.

Lebih jauh disampaikan Eni, pihaknya menjalin kerja sama dengan Lemdiklat Taruna Nusantara Jaya, sebuah lembaga yang memiliki para pembina di bidang pelatihan siswa, sehingga dengan kehandalan sumber daya manusianya diharapkan dapat membantu sekolah mewujudkan tujuan LDKS.




Ditambahkan Kepala Sekolah, program kesiswaan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut, berhasil membentuk tiga tim petugas upacara yang selalu siap melaksanakan kegiatan rutin sekolah. Selain itu, pendidikan karakter yang diberikan Lemdiklat Taruna Nusantara Jaya, diharapkan juga dapat melahirkan warga sekolah yang memiliki akhlak baik. 

"Sebagai sebuah program yang terencana, sekolah menginginkan pelaksanaan pelatihan tersebut dibimbing oleh para pembina yang handal. Oleh karena itu, kami melakukan bentuk kerja sama dengan Lemdiklat Taruna Nusantara Jaya yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Selain itu, Lemdiklat menamai kegiatan tersebut PDKS atau pendidikan dasar kepemimpinan siswa. Diharapkan pendidikan yang kami selenggarakan ini dapat melahirkan para murid yang memiliki karakter tangguh dan berakhlak baik," imbuhnya.



Ditandaskannya, dari 43 siswa yang memiliki kegiatan di atas, semuanya disiapkan menjadi pribadi yang tangguh, sesuai dengan pendidikan yang dilaksanakan dengan menitikberatkan pada penguatan fisik dan mental peserta.





Workshop IKM Jenjang SMP di Cipeundeuy

 




Ruang Berita- Sebanyak sembilan SMP di wilayah Cipeundeuy menggelar workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kegiatan yang diikuti oleh puluhan guru semua mata pelajaran dan diselenggarakan di SMPN 1 Cipeundeuy tersebut, merupakan langkah tindak lanjut menyongsong pelaksanaan IKM pada tahun pelajaran 2022/2023, Selama (1/3/23).




Kepala Dinas Pendidikan, Asep Dendih dalam sambutannya mengungkapkan bahwa keberhasilan pendidikan di setiap satuan pendidikan adalah dengan mewujudkan kolaborasi yang harmonis di antara warga sekolah.




"Pentingnya kolaborasi yang harmonis dalam Kurikulum Merdeka, karena hal itu dapat memudahkan keberhasilan yang maksimal di satuan pendidikan mana pun," ungkapnya.




Seperti diketahui, salah satu tujuan Kurikulum Merdeka adalah mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Selain itu, Kurikulum Merdeka dirancang agar pendidikan di Indonesia bisa seperti di negara maju, sehingga siswa diberi kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran. 




Selanjutnya, IKM merupakan alternatif program strategi transformasi pendidikan yang diharapkan dapat mengatasi krisis pembelajaran di Indonesia. Oleh karena itu setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk mendaftarkan sekolahnya untuk mengikuti IKM ini paling lambat 31 Maret 2023.




Sementara itu, workshop yang menampilkan sejumlah narasumber, seperti Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik KBB, Pengawas Pembina, dan para kepala sekolah tersebut, memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menentukan dalam memilih jenis IKM yang akan dilaksanakan di setiap satuan pendidikannya masing-masing. Termasuk, memberikan sejumlah materi berkaitan dengan administrasi pembelajaran yang harus dilakukan oleh para guru.



Di lain pihak, sejumlah respons dari sekolah, di antaranya yang diampaikan oleh Eni Haerini, Kepala SMPN 4 Cipeundeuy. Pihaknya selaku salah seorang penyelenggara, mendesain workshop di atas, setelah mendapatkan materi secara klasikal, para guru belajar mandiri di kelas yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. 



Dipaparkan Eni, para kepala sekolah yang memiliki basic yang sama dengan para guru, belajar mandiri membuat modul ajar Kurikulum Merdeka. Selanjutnya, hasil dari belajar mandiri tersebut dikumpulkan di google drive yang telah disediakan pemateri.


"Melihat semangat juang para guru mata pelajaran SMP wilayah Cipeundeuy, dapatlah disimpulkan bahwa semua guru dan kepala sekolah mendukung penuh dengan diselenggarakannya IKM oleh pemerintah. Hal ini ‘menyinggir’ terdapatnya sebuah jalan besar yang dapat membantu pendidikan di Indonesia semakin meningkat. Semoga para guru senantiasa untuk dapat selalu tergerak, bergerak, dan menggerakkan," tandas Eni.



Literasi Wisata SMPN 4 Cipeundeuy Wujudkan Insan Tangguh

 



Ruang Berita- SMPN 4 Cipeudeuy menggelar Literasi Wisata. Kegiatan yang diikuti oleh peserta didik yang tergabung dalam Gerakan Literasi Sekolah Generasi Insan Tangguh (GLS Gemintang) tersebut, dlaksanakan di objek wisata Bendungan Cirata, Minggu (5/3/23).


Kepala SMPN 4 Cipeundeuy, Eni Haerini menyampaikan kegiatan di atas dilaksanakan untuk menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada peserta didik melalui literasi. Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 tahun 2013 tentang gerakan literasi sekolah.


Lebih jauh disampaikan Eni, sebagai sebuah institusi pendidikan, sekolah yang dipimpinnya mendukung penuh gerakan literasi. Dan, sesuai namanya, GLS Gemintang bertujuan untuk membentuk siswa yang tangguh dan literat.




“Sesuai namanya, GLS Gemintang bertujuan untuk membentuk siswa-siswi yang tangguh dalam mengarungi bahtera hidup ini dengan terlebih dahulu didasari kemampuan berliterasi karena secara luas literasi yang dimaksud itu lebih dari sekedar membaca dan menulis. Ia juga mencangkup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat,” ujarnya.


Ditambahkannya, seperti yang telah dicanangkan UNESCO, literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya. Oleh karena itu, pihaknya menyelenggarakan literasi wisata.


“Salah satu program yang dibuat oleh Gemintang adalah program Literasi Wisata, yaitu sebuah wisata mengunjungi suatu lokasi dan menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan berkaitan dengan literasi,” imbuhnya.


Diungkapkan Eni, siswa yang mengikuti Literasi Wisata di atas merupakan peserta Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) dengan dibimbing oleh guru dan kepala sekolah, dan semuanya didanai oleh BOSP.



Ditandaskannya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi para peserta TMBB. Selain dapat menghasilkan karya literasi, juga dapat memenuhi tagihan program TMBB.


“Alhamdulillah dengan adanya Literasi Wisata ini guru maupun siswa selain merasa senang, juga mampu membuat sebuah tulisan berupa cerpen, puisi, ataupun artikel yang kemudian dijadikan pemenuhan tagihan menulis oleh TMBB di bulan Maret ini. Selebihnya semua peserta TMBB membuat pemenuhan tagihan lainnya di tempat wisata yang banyak dikunjungi orang dari luar Kabupaten Bandung Barat ini, sehingga semua tagihan yang menjadi kewajiban peserta sampai bulan Maret telah diselesaikan,” tandasnya.



Peran “Cantik” Seorang Guru



Oleh: Hj. Eni Haerini, M.Pd

(Kepala SMPN 4 Cipeundeuy)





Disadari atau tidak guru memiliki pekerjaan dua, yaitu mendidik dan mengajar. Dalam hal mendidik, guru berperan sebagai katalisator, yaitu menjadi pemantik yang memotivasi dan menginspirasi untuk menggali dan mengoptimalkan potensi siswa sehingga menjadi suatu pencerahan bagi mereka, yang pada akhirnya mampu membuka wawasannya. Sementara itu hal yang tak kalah menyenangkan lainnya adalah mengajar, yaitu tugas guru yang dikaitkan dengan perannya sebagai fasilitator atau perancang pembelajaran.

Berbicara tentang dua hal tadi, begitu banyak guru lebih fokus pada mengajar saja. Artinya guru lebih memikirkan bagaimana memfasilitasi siswa dalam belajar. Mulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran, alat peraga, media, dan buku sebagai sumber pembelajaran. Mereka tidak peduli kelasnya kotor saat masuk; siswa yang salah dalam menggunakan seragam tidak ditegur; bahkan suasana gaduh tidak jelas saat mengajar pun tidak menjadi kendala baginya untuk menyampaikan materi. Bahkan terkadang masih banyak yang berpikir bahwa mereka sudah masuk dan mengajar saja sudah cukup. Mereka memiliki fixed mindset sehingga tidak suka dengan tantangan yang mereka rasa akan membuatnya susah karena guru seperti ini berpikir bahwa siswa itu anak orang lain. Jadi merasa tidak perlu berusaha untuk membuat siswa berubah karena dirasakan tidak akan ada hasilnya. Mereka mudah menyerah. Ketika ada teman atau bahkan siswa yang mengritik, maka kemarahannya akan muncul. Mereka tidak suka belajar pada kelebihan prestasi orang lain. Bahkan hal itu seringkali menjadi ancaman buatnya.

Guru yang hanya mengajar saja lupa bahwa perannya sebagai katalisator jauh lebih penting dari itu. Mengajar dapat dilakukan siapa pun yang memiliki kemampuan. Hand phone sebagai benda mati saja dapat mengajarkan banyak hal kepada siswa. Berbeda dengan mendidik yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya, yang salah satunya adalah guru. 



Berbeda dengan fasilitator, peran guru sebagai katalisator itu memang bukan pekerjaan yang mudah jika tidak ditumbuhkan dari hati yang ikhlas. Hanya orang-orang yang memiliki cara berpikir Growth Mindset saja yang akan mampu melakukannya. Guru yang seperti itu akan selalu menyukai tantangan. Mereka tidak menyerah jika menghadapi siswa yang luar biasa menyulitkan dalam banyak hal. Sesulit apa pun itu dia tidak akan menyerah begitu saja karena mereka berpikir bahwa usaha itu berbanding lurus dengan hasil. Artinya mereka akan selalu berusaha melakukan apa pun sampai berhasil. Guru seperti itu tidak akan segan meminta kritik dari orang lain untuk kemajuan pembelajaran yang diciptakannya. Bahkan mereka akan belajar dari orang lain yang berhasil.

Wahai para guru, marilah kita menjalankan profesi kita dengan diawali niat ikhlas karena Allah agar semua yang kita lakukan bernilai ibadah. Dengan ikhlas apa pun tidak akan terasa sukar. Kelelahan fisik tidak akan terasa karena dengan ikhlas kita akan tahu bahwa semua yang dilakukan sangat bernilai di mata Tuhan. Dibantu dengan doa yang kita panjatkan kepada-Nya, yakinlah bahwa dengan memainkan peran sebagai fasilitator dan katalisator dengan cara ikhlas, sebagai guru kita akan dapat berkontribusi terhadap kemajuan negeri tercinta ini. Kita akan mampu melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, berkarakter, memiliki akhlak mulia, serta pandai menyikapi kehidupan yang penuh dengan tantangan ini.***



Tags :

profil

Lina Malahati

Pembina GLS

I like to make cool and creative designs. My design stash is always full of refreshing ideas. Feel free to take a look around my Vcard.

  • Lina Malahati
  • Februari 24, 1989
  • Ds. Jatimekar, Kec. Cipeundeuy
  • [email protected]
  • +123 456 789 111

Posting Komentar