Karya Tulis Bulan 4 - Lina Malahati, S.Pd. (Jumlah: 2)

Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka; Cipeundeuy, 14 Maret 2023 

Oleh: Lina Malahati, S.Pd.

(Guru SMP Negeri 4 Cipeundeuy)



Kurikulum yang berganti-ganti dari menteri ke menteri tak pelak membuat para guru kebingungan. Dalam hitungan waktu kurang dari dua tahun, bukan saja guru yang kelimpungan, murid pun demikian. Layaknya daun kering yang jatuh di sungai, dunia pendidikan serasa diombang-ambing oleh arus perubahan. Beberapa bulan yang lalu, pendidikan Indonesia masih menganut KTSP dengan Kurikulum 2013. Masih terngiang di benak, Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dan Penguatan Karakter. Kini dalam Kurikulum Merdeka, guru mengenal dua hal utama yang menjadi ciri khas, yakni Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP), serta Profil Pelajar Pancasila sebagai pengganti penguatan karakter yang terintegrasi di dalam Kurikulum Merdeka yang dinilai lebih baik daripada Kurikulum 2013.


Apalagi yang berbeda dari Kurikulum Merdeka? Para Kepala Sekolah SMP se-Cipeundeuy memprakarsai workshop bagi para guru yang mengupas Kurikulum Merdeka dengan dukungan Pengawas Pembina yakni Bapak H. M. Udin Saripudin, S.Pd.M.M.Pd dan Bapak Drs. Iman Hermawan, M.M.Pd selaku pemateri. SMP Negeri 1 Cipeundeuy menjadi tuan rumah pada acara ini. 


Acara dimulai sekitar pukul 07.00. Setelah dilakukan pengkondisian oleh Ibu Hj. Eni Haerini, M.Pd. para peserta workshop diminta untuk memenuhi deretan kursi paling depan agar terlihat tertib dan rapi. Sebanyak 70 persen peserta workshop telah hadir, maka dimulailah acara pembukaan sembari menunggu hadirnya Bapak Kadisdik KBB. Serangkaian acara pembukaan yang dipandu oleh Kepala SMP Negeri 4 Cipeindeuy itu terdiri dari pembacaan ayat suci Al-Quran dan kalam Illahi oleh dua murid SMP Negeri 1 Cipeundeuy yang begitu syahdu, pembacaan doa oleh Kepala Sekolah Annaja Boarding School, sambutan dari tuan rumah yakni Bapak Uci Sanusi, S.Pd.M.M.Pd, sambutan dari Bapak Asep Dendih, M.Pd Kadisdik KBB dan sambutan dari Bapak Edy Saprudin, S.Pd selaku Kabid Pembinaan SD dan SMP.


Bapak Uci, begitulah akrab disapa, menjelaskan tujuan dari acara workshop yang dihadiri oleh delapan sekolah di Cipeundeuy, yang tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai langkah awal dari pengimplementasian Kurikulum Merdeka yang rencananya akan dimulai pada minggu kedua bulan Ramadhan. Beliau juga menyampaikan kebanggaan yang mendalam terhadap Bapak Asep Dendih yang Alhamdulillah pada saat itu telah hadir di podium. Bapak Asep adalah alumni SMP Negeri 1 Cipeundeuy yang kini menjadi orang nomor 1 di Kadisdik Bandung Barat. Sambutan dari Bapak Uci berakhir dengan ucapan terimakasih atas kehadiran peserta workshop dan harapan agar peserta senantiasa semangat dalam menimba ilmu.


Menginjak acara berikutnya yaitu sambutan dari Kadisdik Bandung Barat. Beliau sekaligus membuka acara workshop dan memberikan motivasi dan dorongan kepada para kepala sekolah dan guru-guru untuk senantiasa menguatkan kepiawaian dalam bersosialisasi. Solidaritas diantara pimpinan dan guru adalah basis utama dalam melayani peserta didik dengan berbagai kondisi dan kurikulum apapun. Acara sambutan kedua diakhiri dengan foto bersama dan Bapak Asep Dendih pun berpamita untuk menghadiri acara yang cukup padat hingga ke petang.


Sambutan yang ketiga disampaikan oleh Bapak Edy selaku Kabid Pembinaan SD dan SMP. Bapak Kabid yang kala itu mengenakan seragam pramuka diantara para peserta yang mengenakan seragam pemda memaparkan informasi up-to-date tentang pengadaan fasilitas sekolah dan juga beberapa hal mengenai dana BOS. Beliau juga memberikan trik dan arahan agar dana BOS dapat dicairkan tepat waktu tanpa terkendala saldo tersisa atau pajak tertinggal. Meskipun Bapak Kabid tidak menyinggung Kurikulum Merdeka sedikitpun, pemaparan dari beliau sangat bermanfaat untuk para peserta workshop.


Rangkaian acara pembukaan telah berjalan sebagaimana mestinya dan tak terkendala. Acarapun beralih menuju acara inti. Yang bertindak sebagai moderator adalah Ibu Dewi Astuti, M.M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 3 yang terbilang baru. Ibu Dewi menyampaikan pentingnya mengenal dan menguasai kurikulum terbaru dan mengaplikasikannya sesegera mungkin. Hal ini didukung oleh Bapak Udin yang telah menjadwalkan kunjungan supervisi yang akan dilaksanakan sesegera mungkin di sekolah yang ditunjuk. Kemudian, Ibu Dewi menyerahkan acara sepenuhnya kepada pemateri utama workshop. Beliau adalah Bapak Drs. Iman Hermawan, M.M.Pd. yang telah tersertifikasi sebagai fasilitator Kurikulum Merdeka. 


Pemaparan Bapak Iwan begitu gamblang. Beliau memulainya dengan menggulirkan polling WhatsApp yang berisikan elemen tujuan dan konten. Ini merupakan tes formatif untuk menilai dan menjajagi peserta workshop dalam hal penguasaan Kurikulum Merdeka. Ibu Dikdik Mulyani, M.Pd, wakil kurikulum SMP Negeri 3 Cipeundeuy mempresentasikan hasil polling dari sekolah tempat tugas. Dengan jujur Ibu Dikdik berkata bahwa beliau masih meraba-raba kurikulum baru ini. Baginya kurikulum ini membingungkan. Begitu juga dengan Ibu Karnasih, M.Pd yang meskipun masih belum menguasai betul kurikulum ini, keduanya dengan trpat mampu membedakan tujuan dan konten pembelajaran yang ditampilan oleh pemateri.


Dengan tekun dan sabar, sub demi sub materi ditayangkan dengan media pdf dan powerpoint oleh pemateri. Para peserta dengan antusias menyimak, mendengar, dan mencatat poin pentingnya. Tak mau  ketinggalan dan tidak mau repot menulis dengan tangan, beberapa peserta menggunakan fitur kamera untuk mengambil gambar slide presentasi dan mengunggahnya di grup. Cara ini dirasa cepat dan efisien, apalagi untuk mereka yang lupa membawa buku catatan. Bilamana senggang, foto-foto yang sudah terunggah dapat dibuka kembali dan dipelajari lebih mendalam.


Beberapa pembeda dari kurikulum sebelumnya, kurikulum merdeka melingkupi tujuan yang dikembangkan dari Capaian Kompetensi (CP) atau untuk lebih mudahnya dulu dikenal dengan Kompetensi Dasar (KD). Guru tidak perlu menyusun CP karena CP telah disediakan oleh Kemendikbud. Yang perlu dilakukan oleh seorang guru adalah menyusun tujuan pembelajaran dan mewujudkannya dalam bahan ajar yang sebelumnya dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kemudian menyesuaikannya dengan fasenya. Dalam hal ini, jenjang SMP termasuk dalam fase D. Pada kurikulum sebelumnya, tidak terdapat fase, yang ada hanya jenjang kelas 7, 8, dan 9. 

Kurikulum merdeka menganut teori konstruktivisme dimana memahami adalah level tertinggi; sementara dalam  Taksonomi Bloom yang menyebutkan bahwa memahami ada pada level kedua setelah mengetahui. Sebagai tambahan, terdapat enam aspek pemahaman yg dipakai untuk indikator: 1 . Penjelasan, 2. Interpretasi, 3. Aplikasi, 4. Perspektif 5. Empati, dan 6. Pengenalan diri. Keenam indikator tersebut bukanlah urut-urutan yang harus dicapai satu persatu. Apabila satu dari indikator tersebut terlihat pada murid, maka indikator telah tercapai. Dan salah satu hal yang menarik dalam kurikulum merdeka adalah asesmen. Asesmen yang dipakai adalah asesmen formatif dan sumatif.  Asesmen formatif dilangsungkan untuk memperbaiki dan memonitoring pembelajaran. Asesmen ini dilaksanakan di saat apersepsi dan selama pembelajaran untuk memenuhi tujuan dan keenam indikator yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, asesmen formatif tidak akan digunakan sebagai nilai rapor. Sedangkan asesemen sumatif bertujuan untu mengukur ketercapaian tujuan penbelajaran. Kebalikan dari asesmen formatif, asesmen sumatif dilakukan di akhir pembelajaran dan hasilnya akan digunakan sebagai nilai rapor.


Bapak Iwan pada akhir pemaparan materi memberikan referensi dan tautan yang bisa diunduh lewat platform google drive. Salah satu materi yang dapat digali dari hasil unduhan adalah contoh bahan ajar yang bisa di-Amati, Tiru dan yang terpenting Modifikasi (ATM). Kemudian secara berkelompok sesuai dengan kemampuan bidang, peserta workshop mencoba memodifikasi bahan ajar. Kegiatan ini tidak berhenti sampai di sesi kelompok karena nantinya akan ada tindak lanjut dengan teknik in-on-in. Kegiatan ditutup dengan pemaparan kesimpulan, rencana tindak lanjut dan doa penutup.


Itulah serangkaian acara workshop yang sangat bermanfaat bagi guru SMP di Cipeundeuy. Kurikulum dan kebijakan selalu berganti, tapi dengan belajar tanpa henti tentu kita dapat mengimbangi dan mengimplementasikannya dengan baik. Akhir kata, Meskipun seorang guru adalah daun kering yang jatuh di sungai, sungai yang deras ini diandaikan sebagai kebijakan dan kurikulum terbaru yang akan bermuara ke kesuksesan dan keberhasilan murid. Tentu saja semuanya diniatkan untuk beribadah kepada Allah dan semoga Allah memberikan kemudahan kepada semua guru untuk mengantarkan murid berhasil sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.



Pantun Ramadhan


Buah anggur buah kiwi


Itulah nama buah-buahan


Hitung mundur sepuluh hari


Kita akan berjumpa Ramadhan




Buah alpukat buah mengkudu


Hambar dan pahit terasa


Kamu yang sehat dan mampu


Wajib menjalankan puasa




Buah pepaya buah rambutan


Jangan dimakan dengan biji


Apabila sakit dan berhalangan


Harus dibayar di lain hari




Buah-buahan di meja makan


Sayurnya tumis labu siam


Marhaban yaa Ramadhan


Marhaban yaa syahrusiyam




Buah markisa buah delima


Jangan lupa buah durian


Ramadan bulan yang mulia


Pahala kita dilipat gandakan





















Tags :

profil

Lina Malahati

Pembina GLS

I like to make cool and creative designs. My design stash is always full of refreshing ideas. Feel free to take a look around my Vcard.

  • Lina Malahati
  • Februari 24, 1989
  • Ds. Jatimekar, Kec. Cipeundeuy
  • [email protected]
  • +123 456 789 111

Posting Komentar